Tipe Karakter Juz 3 (Pandai Berargumen, Bijak Mengambil Keputusan)

Melanjutkan dari artikel yang sebelumnya kami posting yaitu Tipe karakter Juz 2 yang pastinya saudara dan saidariku sudah membacanya. Sekarang kami akan memberikan ulasan yang selanjutnya yaitu Tipe karakter Juz 3. Mari Simak ulasanya dibawah ini. 



1. PROFIL

Juz ini terdiri atas dua surat yang masing-masing surat tidak utuh. Juz ini berisi 34 ayat dari surat al-Baqarah, dan 91 ayat dari surat Ali-Imran. Berikut daftar nama surat dan jumlah ayat pada juz 3 yaitu surat ke 2 Al Baqarah (Sapi Betina) dan surat ke 3 Ali Imron (Keluarga Imron) yang jumlah ayat keseluruhan itu ada 125 ayat. Berbeda dengan juz 2 yang benar-benar murni atau penuh dengan ayat-ayat, juz 3 memiliki kop surat di tengahnya, yaitu kop surat Ali-Imran. Jumlah tanda ’ain pada juz ini ada 17.


2. KARAKTER JUZ 3

Sosok seorang juz 3 dapat dibayangkan sebagai berikut. Dialah orang yang paling ”cerewet” dan mudah sekali angkat bicara. Meskipun, apa yang ia bicarakan jelas-jelas hanya ”omong-kosong”. Huruf pertama pada cetak-tebal ( Ta ), dan angka 3 itu sendiri juga ( Ta ) yang berarti THT. Dia lebih mendahulukan berbicara dari pada berbuat. Bahkan, dia bisa saja tubuhnya sama sekali tidak bergerak, atau sama sekali tidak mengerjakan sesuatu, tetapi hanya cukup berbica ra saja sudah puas. Dengan kata lain, kepuasan (target) bagi dirinya apabila ia dapat ”ngoceh” sebanyak-banyaknya dengan orang lain. Tetapi keunikannya, ia dapat menyimpan rahasia dengan baik. Artinya,  meskipun ia cerewet, tetapi ia dapat memegang amanah dengan baik. Ia dapat dipercaya, misalnya untuk menyimpan rahasia atau informasi. Karena kekuatannya pada THT, maka dialah orang yang paling lemah segi psikomotoriknya, atau dalam segi operasional.

Surat al-Baqarah bagi juz 2 memiliki makna ”kelemahan” segi ”psikologis” atau mentalitas, yaitu perasaan tipis atau mudah tersinggung. Sedangkan surat al-Baqarah bagi juz 3 memiliki makna kelemahan dalam segi fisik, sebagaimana seorang juz 1. Oleh karenanya, surat al-Baqarah kemudian diikuti oleh surat Ali-Imran. Surat ini gambaran seorang laki-laki yang benar-benar jantan, Di samping itu, ia lambang dari sebuah keluarga yang merupakan bibit unggul, atau ”keturunan”.

Hal ini berarti, jika surat al-Baqarah muncul dalam diri seorang juz 3, maka ia benar-benar menjadi orang yang lemah secara fisis, dan hanya bisa berbicara. Tetapi di sisi lain juga terdapat sifat kontradiktifnya. Apabila surat ali-Imran muncul, maka ia tipe orang yang giat bekerja. Memang, jika diamati secara teliti, setiap juz (orang) dalam dirinya memiliki sifat-sifat yang bernada kontradiktif. Dan karena itu, jika diamati dan diinterpretasi secara jujur maka setiap juz juga merupakan gambaran sosok seorang pribadi yang di dalamnya terdapat karakter yang kontradiktif. Di satu pihak terdapat kecenderungan ke arah plus, tetapi di pihak lain terdapat unsur karakteristik yang mengarah pada sebaliknya.

Demikian misalnya, seorang juz 3 ada yang menampilkan sifatnya yang begitu lemah secara fisis dan hanya bisa berbicara melulu, tetapi ada juga seorang juz 3 yang benar-benar tipe pekerja keras, tanpa suka ”ngomong”. Ini berarti, tipe pertama hanya menampilkan surat al-Baqarahnya, sedangkan tipe kedua hanya menampilkan surat Ali-Imrannya. Surat Ali-Imran bagi juz 3 dapat juga berarti bahwa ia memiliki kelebihan dalam segi fisis. Ialah gambaran seorang bapak yang benar-benar kuat dan berpenampilan ”jantan” dan kuat. Karena itu, surat dapat dipakai sebagai upaya spiritual untuk mengantisipasi gejala ”pengapuran” pada tubuh (tulang) manusia, terutama pada usia di atas 30 tahun. Apabila dibaca dengan suatu ”sistem tertentu”, surat ini dapat dipakai untuk menyembuhkan sakit pada bagian tulang belakang.

Surat Ali-Imran merupakan lambang ”keluarga” yang menurunkan anak-anak sehat dan cerdas. Ali-Imran ayah Maryam, seorang yang kemudian melahirkan seorang Isa. Setiap orang dapat menderivasi ”keilmuan” Imran dalam dirinya, yaitu ilmu mengenai ”genetika”, dan bagaimana menurunkan anak-anak yang cerdas dan sehat, Karena itu, sejak bayi dalam kandungan usia 4 bulan 2 hari, sebaiknya harus sudah ”dipantau” juznya, dan kemudian mulai dibacakan juznya secara rutin. Apabila ini dilakukan, maka ia dapat mengadopsi keilmuan Imran, yaitu mendidik anak sejak dari dalam kandungan.

Mendidik anak sejak dari masa kandungan tidak hanya dengan cara kedua orang tuanya berperilaku ”moril”, tetapi juga rajin membacakan juznya secara rutin.


3. KEILMUAN

Jika juz 3 ini dipakai untuk menganalisis kondisi psikologis perkembangan anak, maka kita dapat melihat perkembangan anak pada usia 3 tahun. Pada usia anak mencapai 3 tahun, dalam dirinya sedang terjadi proses pembentukan kadar darah yang sesuai dengan organ badannya. Pada usia inilah awal dari pembentukan postur tubuh seorang anak. Sebagai awal pembentukan postur tubuh, maka seorang anak pada usia ini sangat memerlukan darah murni berkadar tinggi yang dibentuk oleh makanan yang bergizi.

Menurut ilmu kedokteran maupun ilmu agama, seorang anak pada usia 3 tahun tidak boleh lagi menyusu kepada ibunya karena dikhawatirkan proses proses pembentukan kadar darah menjadi tidak sempurna. Di sinilah terlihat suatu pesan, kenapa al-Baqarah digandeng dengan Ali-Imran yang laki-laki, dan tidak kepada an-Nisaa yang perempuan. Kita semua tahu bahwa tidak ada laki-laki yang dapat menyusui anak. Karena pada usia 3 tahun seorang anak tidak lagi menyusu kepada ibunya, maka yang bertanggungjawab untuk menyediakan susu bagi si anak Ali-Imran selaku ayahnya.

Pada usia ini seorang anak sering memperlihatkan rasa kerinduan terhadap belaian dan kasih sayang seorang ayah. Dia ingin selalu ikut kemanapun ayahnya pergi, bahkan jika tidurpun anak pada usia ini ingin dalam pelukan sang ayah.


4. KELAMAHAN DAN KELEBIHAN

Kelemahan dan atau kelebihan seorang juz 3 terletak pada bagian THT dan atau darah. Kelemahan lain, dapat terjadi pada bagian punggung (pundak sebelah kiri). Siapapun, yang terlalu banyak berbicara, maka akan merasakan sakit-sakit pada bagian punggung sebelah kiri. Sistem 11 juz 3 dapat dilihat pada juz 12, 21 dan 30, sebab juzjuz tersebut juga merupakan juz pemampatan dari juz 3. Dalam masyarakat kita orang yang berjuz 3 juga relatif ”langka”. Dan bukan berarti tidak ada.

Kelanjutannya : Tipe Karakter Juz 4 Dalam Al-Qur'an

Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

sumber : Darul Qohar