Hubungan Peristiwa Israa' dan Mi'raaj Dengan Al-Qur'an

Peristiwa Isra' dan Mi'raaj ini sendiri, maupun ibadah sholat yang diperintahkan oleh Allah, jika dicermati ternyata mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan Al-Qur'an, baik yang berhubungan dengan nama surat maupun dengan bilangan tertentu yang berkaitan dengan jumlah ayat, nomor surat atau nomor juz yang terdapat didalam Al-Qur'an

Peristiwa Isra dan Mi'raaj

Kata Israa', mengingatkan kita kepada surat ke-17 yaitu surat Al-Israa yang berarti "Memperjalankan Di Malam Hari". Ayat yang pertama dari sura tersebut berbicara tentang perjalanan Israa dan Mi'raaj yang terjemahannya berbunyi : 

"Maha Suci Alloh yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam hari dari Masjidil Haraam ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengan lagi Maha Mengetahui." (ayat 1)

Sedangkan kata Mi'raaj mempunyai hubungan erat dengan surat ke-70 yaitu surat Al-Ma'aarij, yang berarti "Tempat-tempat naik" atau tempat yang paling tinggi. Peristiw mi'raaj ini bercerita tentang naiknya Nabi Muhammad ke langit bersama dengan malaikat Jibril dalam rangka menerima perintah Allah berupa ibadah shalat yang harus dilaksanakan oleh umat manusia.

Begitu pula ketika kita berbicara tentang peribadatan shalat itu sendiri. Diantara peribadatan shalat yang bersifat fardlu maupun sunnah, ada yang mempunyai hubungan dengan nama-nama surat didalam Al-Qur'an. Seperti, misalnya : Sholat fardlu Ashar. Sholat fardlu ini tidak terlepas hubunganya dengan surat ke 103 yaitu surat Al-Ashr. Sedangkan yang berkaitan dengan sholat sunnah, seperti sholat lail (malam) dimana pada waktu tengah malam, orang biasa melakukan shalat tahajud, istigharah dan sholat sunnah yang lainnya.

Hubungan erat Shalat sunnah :
1. Sholat Lail (Malam), mengingatkan kita dengan surat ke 92 yaitu surat Al-Lail.
2. Sholat Dhuha, berhubungan dengan surat Al-Fajr dan surat Adh-Dhuha.

Dan masih banyak sekali didalam Al-Qur'an, keterangan tentang adanya perintah Allah bagi manusia untuk dirikanlah shalat juga banyak kita dapati didalam Al-Qur'an. seperti An-Nisaa ayat 103. Dan adanya waktu-waktu tertentu untuk melaksanakan perintah sholat fardlu lima waktu dalam sehari semalam diterangkan juga oleh ayat-ayat Al-Qur'an seperti dalam surat Al-Israa ayat 78. 

Lebih jelasnya lagi, keberadaan waktu sholat fardlu yang lainnya, diterangkan juga oleh ayat Al-Qur'an tentang sholat Fardlu Ashar, para ulama sepakat bahwa hal itu mengacu kepada QS. AL-Baqarah ayat 238.

QS. AL-Baqarah ayat 238
Tentang Sholat Fardlu Maghrib, diterangkan oleh QS. Huud ayat 114. Jika anda baca artinya dan menemui kalimat "pada bagian permulaan daripada malam" yang disebutkan pada ayat ini tentunya mengarah kepada shalat fardlu maghrib. Karena waktu sholat maghrib merupakan batas antara sore hari dengan mulai bergulirnya waktu malam.

Tentang Shalat Fardlu Isya, diterangkan pada QS. An-Nuur ayat 58, silahkan anda buka Al-Qur'an dan baca ayat beserta terjemahannya.

Meskipun demikian, dari uraian yang akan kita ikuti melalui sebuah model yanng kami sebut sebagai PUTARAN SHALAT. Pesan yang tersirat dari kelima shalat fardlu didalam sehari semalam itu, InsyaAllah akan terlihat jelas berdasarkan posisi, fungsi ataupun peran masing-masing.

Baca juga tentang :  Cara Membuktikan Raka'at Sholat Melalui Ilmu Numerik Al-Qur'an Part 1 dan 2

Terima kasih sudah berkunjung dan semoga pemaparan di atas menjadi manfaat yang positif. Amiin