Dalam hal ini masih membahas tentang Raka'at sholat, yang dimana pembahasan pertama atau postingan kami yang pertama yang berjudul Cara Membuktikan Raka'at Sholat Melalui Ilmu Numerik Al-Qur'an Part 1, kali kami meneruskan Pembuktian 17 Raka'at sholat dengan artikel berjudul Cara Membuktikan Raka'at Sholat Melalui Ilmu Numerik Al-Qur'an Part 2.
Mari kita coba hubungkan dengan sistematika jumlah surat dalam Al-Qur'an, yaitu yang berjumlah 114 surat. Sebagai langkah awal atau tahap awal adalah melihat urutan Surat 1 dan surat ke 114, dan jumlah 112 surat itu ditengah-tengahnya (diantara surat 1 dan surat ke 114). Mari kita simak penjelasannya dibawah ini :
- Surat ke 1, yaitu surat awal dari Al-Qur'an yaitu surat Al-Fatihah dengan jumlah 7 ayat.
- Surat ke 1 , yaitu surat dari akhir dalam Al-Qur'an yaitu surah An-Naas yang berjumlah 6 ayat.
- Nilai 112 surat itu di subsitusikan menjadi nomor surat dalam Al-Qur'an adalah surat Al-Ikhlas yang berjumlah 4 ayat.
- Tercipta Qs. 1 (Al Faatihah) 7 ayat – Qs. 112 (Al Ikhlaash) : 4 ayat – Qs. 114 (An Naas) 6 ayat.
Selanjutnya simak penjabaran dibawah :
1. Memperhatikan Qs. 112 (Al Ikhlaash) dengan makna redaksi verbalnya, yaitu menjelaskan tentang konsep untuk memurnikan keEsaan Allah swt (ketauhidan).
2. Berarti dari awal Al Quran (Qs. 1) sampai dengan akhirnya (Qs. 114), cukup jelas menggambarkan bahwa Al Quran dengan segala hikmah ilmu yang terkandung di dalamnya, akan menghantarkan manusia yang istiqamah berpegang teguh padanya, kepada satu muara, yaitu memurnikan keEsaan Allah (ketauhidan).
3. Nilai 112 juga merupakan jumlah ayat dari Qs. 21 (Al Anbiyaa’/Para Nabi). Hal ini semakin menegaskan bahwa ternyata benang merah dari ajaran dan risalah para rasul adalah tentang ketauhidan, sebagaimana yang ditegaskan pada 21 Al Anbiyaa’ ayat ke 25 : “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”.
4. Perhatikan korelasi dari nilai 21 dan 25, pada ayat di atas. Qs. 21 adalah Anbiyaa’ : Para Nabi, sedangkan nilai 25 nya adalah merupakan jumlah para nabi yang wajib diimani. Artinya pada ayat ini jelas menegaskan bahwa : pengutusan seluruh rasul kemuka bumi ini, tidak lain adalah untuk menyampaikan dan meyakinkan seluruh ummat manusia bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan oleh karena itu maka sembalah Dia.
5. Dengan landasan ketauhidan inilah, maka selanjutnya nilai 4 (jumlah ayat dari Qs. 112) akan dijadikan sebuah parameter sistematika selanjutnya.
6. Konsep tauhid, adalah hanya ditujukan kepada yang Maha Esa/Satu (Allah), sebagaimana redaksi verbal dari Qs. 112 yaitu : “Katakanlah (Muhammad), “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”.
7. Maka gerak sistematika numeriknya dibuat terbalik, yaitu dari surat ke. 114 (akhir) menuju ke surat ke 1 (awal). Atau menjadi : Qs. 114 – Qs. 112 – Qs. 1.
8. 114 berjumlah 6 ayat dan Qs. 1 berjumlah 7 ayat. Dengan parameter 4 ayat dari Qs. 112 yang menjadi rumus pemilahan jumlah ayat (Qs. 114 dan Qs. 1), maka selanjutnya : 6 ayat dari Qs. 114 menjadi : 4 + 2, dan jumlah 7 ayat dari Qs. 1 , menjadi : 4 + 3.
Sehingga terbentuklah sistematika urutan baru yaitu : 4 + 2, 4, dan 4 + 3.
Bukankah ke 5 variabel tersebut ternyata merupakan urutan jumlah rakaat dalam 5 waktu ?.YAITU :
2. Berarti dari awal Al Quran (Qs. 1) sampai dengan akhirnya (Qs. 114), cukup jelas menggambarkan bahwa Al Quran dengan segala hikmah ilmu yang terkandung di dalamnya, akan menghantarkan manusia yang istiqamah berpegang teguh padanya, kepada satu muara, yaitu memurnikan keEsaan Allah (ketauhidan).
3. Nilai 112 juga merupakan jumlah ayat dari Qs. 21 (Al Anbiyaa’/Para Nabi). Hal ini semakin menegaskan bahwa ternyata benang merah dari ajaran dan risalah para rasul adalah tentang ketauhidan, sebagaimana yang ditegaskan pada 21 Al Anbiyaa’ ayat ke 25 : “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”.
4. Perhatikan korelasi dari nilai 21 dan 25, pada ayat di atas. Qs. 21 adalah Anbiyaa’ : Para Nabi, sedangkan nilai 25 nya adalah merupakan jumlah para nabi yang wajib diimani. Artinya pada ayat ini jelas menegaskan bahwa : pengutusan seluruh rasul kemuka bumi ini, tidak lain adalah untuk menyampaikan dan meyakinkan seluruh ummat manusia bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan oleh karena itu maka sembalah Dia.
5. Dengan landasan ketauhidan inilah, maka selanjutnya nilai 4 (jumlah ayat dari Qs. 112) akan dijadikan sebuah parameter sistematika selanjutnya.
6. Konsep tauhid, adalah hanya ditujukan kepada yang Maha Esa/Satu (Allah), sebagaimana redaksi verbal dari Qs. 112 yaitu : “Katakanlah (Muhammad), “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”.
7. Maka gerak sistematika numeriknya dibuat terbalik, yaitu dari surat ke. 114 (akhir) menuju ke surat ke 1 (awal). Atau menjadi : Qs. 114 – Qs. 112 – Qs. 1.
8. 114 berjumlah 6 ayat dan Qs. 1 berjumlah 7 ayat. Dengan parameter 4 ayat dari Qs. 112 yang menjadi rumus pemilahan jumlah ayat (Qs. 114 dan Qs. 1), maka selanjutnya : 6 ayat dari Qs. 114 menjadi : 4 + 2, dan jumlah 7 ayat dari Qs. 1 , menjadi : 4 + 3.
Sehingga terbentuklah sistematika urutan baru yaitu : 4 + 2, 4, dan 4 + 3.
Bukankah ke 5 variabel tersebut ternyata merupakan urutan jumlah rakaat dalam 5 waktu ?.YAITU :
4 (Isya’) – 2 (Shubuh) – 4 (Dzuhur) – 4 (‘Ashar) dan 3 (Maghrib)
Penjelasan Lengkap, Lihat Skema Dibawah ini :
- Mari kita eksplor lebih jauh lagi hasil di atas. Khususnya pada titik Dzuhur. Coba perhatikan Qs. 112 = 4 ayat. Nilai 112 bila masing-masing variabelnya dijumlahkan : 1 + 1 + 2 = 4. Dan jumlah ayatnya pun 4 ayat.
Lalu perhatikan lafadz kata Dzuhur dalam bahasa Arab yaitu : ﻈﻬﺮ - Huruf Arab tersebut terdiri dari huruf : Dza (ﻅ)= abjad ke 17, Ha (ﻫ) = abjad ke 27 dan Ra (ﺮ) abjad ke 10, sehingga bila dijumlahkan seluruhnya menjadi : 17 + 27 + 10 = 54, Seperti skema di bawah ini :
- Sebelumnya sudah didapatkan nilai 4 (dari penjumlahan 3 variabel nomor surat 112, yaitu 1+1+2 = 4), lalu nilai 4 (dari jumlah ayat Qs. 112)
- Mari kita jumlahkan ke - 3 hasil diatas : 4 + 4 + 54 = 62 . Apakah surat ke 62 didalam Al-Qur'an?, surat tersebut adalah surat Al Jum'ah (dengan jumlah ayatnya 11.
- Tentunya hasil tersebut sudah bisa dikorelasikan bukan, mengapa waktu sholat jum'ah jatuhnya pada waktu sholat Dhuhur? .
- 62 (Al-Jum'ah) jumlah 11 ayat, Kembali jumlahkan nilai pada jumlah ayatnya, yaitu 1 + 1 = 2.
Bukankah sholat Jum'ah yang waktunya jatuh pada waktu sholat Dhuhur mempunyai jumlah 2 Raka'at?. Subhanalloh... sedemikian sempurna sistematika numerik dalam Al-Qur'an. Untuk kesekian kalinya matematika ilahiah menunjukan kesempurnaanya, Lantas apalagi yang diragukan atas nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an.
“Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, “Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya.” Tidak, Al- Quran itu kebenaran (yang datang) dari Tuhan-mu, agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah didatangi orang yang memberi peringatan sebelum engkau; agar mereka mendapat petunjuk”. Qs. 32 (As Sajdah) ayat 3.
Terima kasih sudah berkunjung disini. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan kafir yang menganggap Al Quran adalah Rasulullah saw yang mengada-adakannya, atau hasil karya cipta Muhammad saw. Sungguh, Al Quran adalah kebenaran yang datang dari Allah, agar kita mendapat petunjuk. Baik itu kebenaran dari redaksi verbalnya, nilai numeriknya, dan hal-hal hal lain yang tersurat dan tersirat di dalamnya.